Japanese Songs, Lyrics, and All About Japan

Jumat, 29 Desember 2017

Asal Usul Kappa: Monster Sungai di Jepang, Ada atau tidak?

| Jumat, 29 Desember 2017
12 macam perwujudan Kappa di Jepang
Image Source: Wikipedia

Jepang memiliki banyak berbagai macam seni maupun budayanya, termasuk juga mitos atau cerita rakyat maupun monster yang hidup di Jepang. Salah satu urban legend yang paling terkenal di kalangan rakyat Jepang adalah monster Kappa.

Apa itu Kappa?

Kappa yang artinya (anak sungai), biasa juga disebut dengan Gatarō atau Kawako (sama-sama memiliki arti"anak sungai") , kappa adalah makhluk legendaris berupa makhluk air yang ditemukan pada cerita rakyat jepang / Urban Legend Japan. Namun, mereka juga dianggap sebagai bagian dari kriptozologi, karena beberapa orang mengaku pernah melihat Kappa. Sedangkan pada agama Shinto, mereka dianggap sebagai salah satu Suijin ("dewa air").

Kappa konon bentuknya mirip manusia dan memiliki ketinggian yang sama dengan anak kecil. Ada banyak penggambaran penampilan maupun wujud kappa, mulai dari seperti monyet yang memiliki paruh dan cangkang kura-kura! Namun, yang paling umum dalam perwujudan kappa yakni ia memiliki penampilan seperti reptil.

Sebuah gambar kappa yang diduga ditangkap di sebuah pantai di Jepang pada tahun 1836. Menurut catatan dari waktu, kappa ini panjangnya 1 meter, beratnya 45 kg dan memiliki leher bengkok dan dada menonjol.
Image Source: 
Zeimusu/Wikimedia Commons

Dikatakan bahwa Kappa bisa berenang seperti ikan berkat fitur amfibi seperti kaki dan tangannya yang berselaput. Yang paling penting dari semuanya, kappa dikatakan memiliki selaput berbentuk piring di atas kepalanya yang selalu penuh dengan air. Dikatakan juga selaput piringan di atas kepalanya menjadi sumber hidupnya. Jika air mengering dari membran ini, kappa akan mati kecuali jika kembali masuk ke dalam air atau air dituangkan ke dalam membran oleh manusia.


Asal Usul Kappa

 Asal-usul munculnya kappa relatif tidak diketahui, Karena ada beberapa maca cerita rakyat mengenai asal usul kappa. Namun, diantara semua itu ada beberapa kemungkinan yang populer dan sering di percaya oleh masyarakat.

Salah satu kemungkinan asal cerita kappa adalah dari tradisi yang sangat menyedihkan di Jepang kuno. Terdapat beberapa Keluarga miskin yang memiliki bayi yang baru lahir dan mereka sering melemparkan bayi-bayi tersebut ke sungai dikarenakan mereka tidak mampu untuk merawatnya. Lalu para orang dewasa memberi tahu kepada anak-anak mereka cerita tentang kappa, agar mereka tidak pergi ke sungai dan melihat bayi-bayi yang hanyut dan meninggal.

 Kemungkinan lain adalah bahwa kappa bisa menjadi variasi dari Sha Wujing ("Sandy", atau "Sangojo" / "Sagojō" dalam bahasa Jepang) dari novel klasik China "Journey to the West". Ada beberapa kesamaan antara keduanya dan sangat mungkin Sandy bisa diubah menjadi kappa Jepang di beberapa point..

Penggambaran kappa oleh ukiyo-e master Katsushika Hokusai (1760-1849).
Image Source: Wikipedia


Ada juga kemungkinan kappa lain yang mungkin adalah biksu Portugis yang mendarat di Jepang pada abad ke-16. Para biksu yang mencukur kepala bagian atas, sehingga hanya bagian pinggirnya yang tumbuh sedikit rambut, dan mengenakan jubah berkerudung panjang yang menyerupai tempurung kura-kura yang digambarkan pada banyak kappa. Serta, kata 'capa' adalah kata Portugis untuk kebiasaan seorang biarawan dan hal ini bisa saja dibawa ke dalam bahasa Jepang.


Cerita Kehidupan Kappa

Kappa sendiri masih di anggap sebagai teka-teki yang belum terpecahkan, karena di setiap daerah memiliki perbedaan cerita maupun mitos dalam masyarakat Jepang. Diantaranya, m,ereka dianggap sebagai pembuat onar. Mereka dikatakan suka "mengintip" dan selalu menyaksikan wanita mandi di sungai dan mengintip mereka memakai kimono. Mereka juga sering menyerang kebun terdekat, juga kappa dikatakan kentutnya sangat keras dan kasar. 

Disisi lain, Kappa adalah monster yang mengintai di sungai dan kolam Jepang dan suka menenggelamkan orang setelah memikat mereka untuk masuk ke dalam air. Kappa suka makan anak-anak dan cerita tentang penculikan kappa dan melahap anak-anak telah membuat banyak anak tidak berenang di sungai sendirian selama berabad-abad.

Dalam banyak legenda, kappa juga dikatakan telah menculik dan membunuh wanita secara brutal. Bahkan beberapa dari wanita telah melahirkan anak kappa, yang biasanya dikuburkan setelah lahir.Dalam legenda lain, kappa juga telah digambarkan suka menyerang menenggelamkan hewan ternak, khususnya kuda. 

Dikatakan bahwa kappa memiliki kaitan yang kuat. Namun, di banyak legenda, kappa sering tertangkap ketika sedang berusaha menenggelamkan kuda dan biasanya mereka meminta maaf atas tindakan tersebut, dan berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi. 

cetakan kappa Suiko oleh Toriyama Sekien (1712-1788)Image Source: Magicgarden/Wikimedia Commons
 
Meskipun Kappa sering dikaitkan sebagai tukang onar dan monster yang mematikan. Dikatakan juga Kappa sangat tertarik dengan manusia. Mereka mengamati manusia dan telah belajar bahasa Jepang dengan fasih. Banyak kappa yang telah berteman dengan manusia di legenda kuno, terutama jika mereka mendapatkan mentimun atau beberapa hadiah lainnya sebagai gantinya.  

Mereka sangat berpengetahuan tentang obat-obatan dan pertanian dan akan membantu manusia dengan pekerjaan seperti ladang pengairan, atau mengenai hal medis. Mereka sering melakukan pekerjaan ini dengan imbalan mentimun atau, jika mereka berhutang budi kepada orang yang telah menyelamatkan kappa tersebut.


Bagaimana cara membunuh atau Menakuti Kappa?

 Ada satu teknik sederhana untuk menakuti kappa, yaitu kappa seharusnya takut pada api dan suara keras. Itulah kenapa sampai hari ini banyak desa di Jepang mengadakan festival di mana kembang api dinyalakan untuk menakut-nakuti binatang bersisik!



 Ada juga cara lain untuk menakuti kappa, yaitu kita harus tunduk atau menundukkan kepala ke Kappa.  Karena kappa sangat sopan, maka ia juga akan menundukkan kepala mereka layaknya salam di Jepang. Hal ini akan menyebabkan air yang berada di atas  membran/selaput kepala mereka, akan mengalir dan jatuh ke tanah, sehingga akan melumpuhkannya seketika. Itu karena, dikatakan sumber kehidupan kappa berada di membran selaput di kepalanya yang selalu terisi air.

Lalu setelah ia lumpuh, kemudian kalian bisa meninggalkan kappa hingga ia mati atau mengisi air di membran kepalanya. Jika seseorang melakukan hal itu, kappa akan selamanya bersyukur dan berhutang budi kepada orang yang menyelamatkannya seumur hidup.


Apakah Kappa Benar-benar Ada?

Jawabanya tentu saja "belum diketahui". Sampai sekarang, tidak ada yang benar-benar tahu apakah spesies kappa benar-benar ada di Jepang. Akan tetapi, telah ada beberapa penampakan kappa selama berabad-abad dalam bentuk lukisan dan penampakan ini menjadi dasar bagi banyak cerita rakyat dan legenda tentang kappa. 

Namun, masih tidak diketahui apakah makhluk tersebut benar-benar kappa atau mungkin hanya binatang yang menyerupai kappa seperti belut, kura-kura, atau salamander (yaitu salamander raksasa Jepang).

Namun, sekitar 40 tahun yang lalu di kota Imari di Prefektur Saga, telah ditemukan sisa-sisa mumi yang diduga merupakan kappa yang ditemukan di dalam fasilitas manufaktur sake. Dan masih tersisa dan dipajang hingga hari ini.

Fosil Mumi yang di duga sebagai Mumi Kappa
Fosil Kaki Kappa
Image Source: Daily Mail

Di sebuah kuil di dekat Tokyo, mereka memiliki apa yang diyakini sebagai 'kaki kappa'. Pada tahun 2011, ilmuwan Amerika yang bekerja dengan sebuah tim dari acara TV AS "Destination Truth" di jaringan TV Syfy, telah memeriksa dan menentukan bahwa kaki tersebut bukan termasuk kaki dari makhluk amfibi sama sekali. 
Jadi entah Kappa itu ada atau tidak, kemungkinan besar kappa akan tetap menjadi sebuah cerita rakyat layaknya cerita monster seperti Bigfoot, Yeti, dan makhluk lainnya di seluruh dunia yang keberadaannya tidak dapat diverifikasi, namun banyak orang yang percaya bahwa mereka ada dan hidup di suatu tempat di luar sana.


Featured Image:

Wikipedia


Source:

Exemplore


________________________________________________________________________________

Jika kalian suka dengan artikel ini, silahkan support kami dengan cara klik tombol "Share" dan bagikan di Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya.

Terima Kasih 😊

  

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar